Oborkaltim.com – Pembangunan Tugu Pesut di Kota Samarinda telah menjadi sorotan masyarakat. Desainnya yang dianggap tidak sepenuhnya menyerupai bentuk pesut serta anggaran mencapai Rp1,2 miliar menimbulkan berbagai tanggapan dan diskusi di tengah publik.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, memberikan penjelasan mengenai konsep di balik tugu tersebut.
Menurutnya, desain Tugu Pesut mengusung pendekatan seni kontemporer yang berfokus pada elemen siluet, bukan pada representasi bentuk realistis.
“Tugu Pesut dirancang sebagai karya seni kontemporer, yang mengutamakan elemen siluet untuk menonjolkan keindahan dan memberikan kesan artistik. Konsep ini tidak dimaksudkan untuk mereplikasi pesut secara realistis, tetapi untuk menghadirkan visual yang unik dan modern,” ujar Deni, Kamis (23/01/2025).
Deni menjelaskan bahwa tugu ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen estetika kota, tetapi juga memiliki nilai simbolis yang mendalam.
Siluet pesut merepresentasikan identitas Kota Samarinda yang erat kaitannya dengan ekosistem Sungai Mahakam.
“Landmark ini dibuat untuk menggambarkan hubungan antara Samarinda dan Sungai Mahakam. Kami ingin menciptakan ikon yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mencerminkan karakter kota ini,” tambahnya.
Terkait alokasi anggaran sebesar Rp1,2 miliar, Deni mengakui bahwa isu tersebut memunculkan kekhawatiran di masyarakat.
Untuk itu, DPRD Samarinda berkomitmen memastikan penggunaan anggaran dilakukan secara transparan dan efisien.
“Kami telah meminta laporan rinci dari pihak eksekutif mengenai anggaran pembangunan tugu ini. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa dana yang digunakan dapat dipertanggungjawabkan secara optimal,” tegasnya.
Deni juga mengimbau masyarakat untuk memahami konsep seni yang mendasari pembangunan Tugu Pesut.
Ia berharap masyarakat dapat mendukung proyek ini sebagai bagian dari identitas kota yang membanggakan.
“Saya mengajak masyarakat untuk melihat proyek ini dari sudut pandang positif. Mari kita rawat Tugu Pesut ini bersama sebagai simbol kebanggaan dan keunikan Kota Samarinda,” tutupnya.