Keanggotaan Indonesia merupakan buah dari keterlibatan aktif dalam kegiatan BRICS dalam beberapa tahun terakhir.
Indonesia terlibat dalam pertemuan-pertemuan penting seperti KTT BRICS di Johannesburg pada 2023, di bawah Keketuaan Afrika Selatan, serta KTT Kazan 2024 yang dipimpin Rusia.
Menurut Kemenlu, pencapaian ini menunjukkan peningkatan peran Indonesia dalam isu-isu global dan komitmennya untuk memperkuat kerja sama multilateral.
Indonesia bertekad untuk membantu menciptakan tatanan global yang lebih inklusif dan adil.
Peran Strategis Indonesia dalam BRICS
Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS adalah langkah strategis untuk memperkuat kolaborasi dengan negara-negara berkembang lainnya.
Keanggotaan ini juga diharapkan dapat memperkokoh prinsip-prinsip kesetaraan, saling menghormati, serta pembangunan berkelanjutan dalam kerangka kerja sama internasional.
Sebagai negara dengan perekonomian yang berkembang pesat dan beragam, Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi aktif dalam berbagai agenda BRICS,
seperti penguatan ketahanan ekonomi, kerjasama di bidang teknologi, pembangunan berkelanjutan, serta mengatasi tantangan global yang sedang dihadapi dunia, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan kesehatan masyarakat.
Kemenlu menambahkan bahwa BRICS juga akan menjadi forum penting bagi Indonesia untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan, memastikan negara-negara Global South dapat lebih terdengar dan terwakili dalam pengambilan keputusan global.
“Keikutsertaan Indonesia di BRICS adalah bagian dari komitmen kami untuk berperan aktif dalam menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan sejahtera,” ujar Kemenlu dalam siaran pers.
Sekilas Tentang BRICS
BRICS, yang dibentuk pada tahun 2009, merupakan aliansi yang awalnya terdiri dari empat negara, yakni Brasil, Rusia, India, dan Cina.
Nama BRIC berasal dari huruf pertama dari masing-masing negara pendiri. Pada 2010, Afrika Selatan bergabung, sehingga nama organisasi ini berubah menjadi BRICS.
Pada awal 2024, BRICS menambah beberapa negara anggota baru, termasuk Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Saat ini, BRICS mencakup sekitar 45% dari populasi dunia dan sekitar 30% dari luas permukaan bumi, menjadikannya salah satu blok politik dan ekonomi terbesar di dunia.