Berita  

Prabowo Tegaskan Pentingnya Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis Usai Kasus Keracunan

Presiden RI Prabowo Subianto memberi pengarahan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengenai program makan bergizi gratis (MBG) di kediaman pribadinya di Hambalang, Bogor, Sabtu (3/5/2025). (Sumber: Biro Pers Sekretariat Presiden via Youtube)
banner 120x600
banner 468x60

Oborkaltim.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan pengarahan khusus kepada jajaran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) di kediamannya di Hambalang, Bogor, pada Sabtu (3/5/2025).

Pertemuan tersebut dilakukan menyusul munculnya berbagai kasus keracunan makanan yang diduga berasal dari distribusi MBG di sejumlah daerah. Dalam arahannya, Presiden menekankan pentingnya ketelitian dan tanggung jawab para koordinator dalam memastikan kualitas setiap makanan yang disalurkan.

banner 325x300

“Setiap potongan ayam, setiap butir telur harus diperiksa. Langkah pengawasan dan perencanaan kalian adalah bagian dari upaya melindungi bangsa ini, menjaga anak-anak kita,” ujar Prabowo sebagaimana dilansir dari laporan Kompas TV.

Presiden yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra itu memperingatkan para kepala SPPG untuk menjauhi praktik-praktik kolusi dan penyimpangan.

Ia mengingatkan bahwa program MBG berpotensi menjadi sasaran pihak-pihak tak bertanggung jawab yang ingin mencari keuntungan pribadi.

“Jangan lengah, jangan bermain mata. Akan ada yang mencoba menyuap, menipu, bahkan membohongi kalian. Di mana ada gula, di situ ada semut,” tegasnya.

Prabowo juga mendorong para petugas untuk menjaga semangat dan soliditas di lapangan. Ia meminta agar setiap kendala dilaporkan segera, serta menekankan pentingnya koordinasi yang baik antar petugas.

“Kalian bukan hanya petugas, tetapi juga pemimpin, pendidik, dan teladan. Pemimpin sejati tidak lelah memberi arahan, baik diminta maupun tidak,” tandasnya.

Program MBG menjadi sorotan publik setelah sejumlah insiden keracunan massal terjadi, termasuk di Sukoharjo, Pandeglang, Cianjur, Batang, dan Bombana.

Yang terbaru, sekitar 400 siswa mulai dari tingkat TK hingga SMA di Kabupaten Tasikmalaya mengalami keracunan usai mengonsumsi makanan dari program tersebut pada awal Mei.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *