Oborklatim.com – Perkembangan teknologi digital yang kian cepat membawa tantangan baru, khususnya dalam dunia pendidikan dan pola asuh anak. Fenomena anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gawai dibanding melakukan aktivitas sosial menjadi perhatian serius kalangan legislatif.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Yakob Pangedongan, menyatakan kekhawatirannya terhadap pola hidup generasi muda yang kini sangat bergantung pada perangkat digital, bahkan sejak usia dini.
“Anak-anak sekarang lebih memilih bermain gawai daripada membaca, beribadah, berolahraga, atau sekadar makan bersama keluarga. Ini dampak dari kemajuan teknologi yang tidak bisa kita tolak, tapi tetap harus dikendalikan,” ujarnya, Rabu (25/6/2025).
Yakob menilai, penggunaan gawai secara berlebihan telah memengaruhi gaya hidup anak-anak di lingkungan rumah. Ia menggambarkan situasi di mana begitu anak pulang sekolah, mereka langsung sibuk dengan ponsel, tanpa menyisakan waktu untuk kegiatan lain yang lebih mendidik.
“Setelah pulang, langsung buka HP, nonton, main game. Kalau tidak ada pengawasan dari keluarga, ini bisa menjadi kebiasaan yang berdampak jangka panjang,” tuturnya.
Menurutnya, pengendalian terhadap penggunaan gawai seharusnya dimulai dari rumah. Orang tua diharapkan dapat menetapkan aturan yang tegas dan konsisten terkait waktu penggunaan gadget.
“Perlu dibuat jadwal yang jelas. Misalnya ada jam khusus anak-anak boleh menggunakan HP, di luar itu mereka diajak untuk melakukan hal-hal produktif. Tapi tentu ini harus diawasi dan dijalankan bersama,” jelasnya.
Yakob menegaskan bahwa pendidikan karakter dan kebiasaan baik tidak bisa hanya diserahkan kepada sekolah. Peran keluarga sebagai fondasi utama pembentukan perilaku anak harus terus diperkuat.
“Pendidikan paling dasar itu dari rumah. Saya pun kadang kesal kalau anak saya sepulang sekolah langsung sibuk dengan HP. Bukan berarti dilarang, tapi harus dibatasi dengan bijak,” pungkasnya.